Gajah dan Semut

Gajah dan Semut

Suatu hari beberapa kawanan gajah sedang bersenda gurau secara tidak sengaja merusak sejumlah sarang binatang.

Salah satu sarang yang rusak itu adalah sarang semut. Karena tak ingin lebih banyak lagi sarang rusak karena ulah kawanan gajah ini.

Seekor semut mendatangi kawanan gajah ini. Sang Semut meminta kepada kawanan gajah untuk tidak bersenda gurau lagi secara berlebihan.

Namun, permintaan semut ini ditolak. Malah pemimpin kawanan gajah ini memberi suatu tantangan. Ia dan kawanannya baru akan pergi kalau Semut bisa mengalahkannya.

Pemimpin kawanan gajah yang memiliki tubuh paling besar di hutan merasa bahwa di hutan ini tidak ada yang mampu melawannya.

Ia pernah mengalahkan sapi, kerbau, dan bahkan harimau yang perkasa. Hal inilah yang membuatnya merasa Semut bukan tandingannya.

Tantangan dari pemimpin kawanan ini pun akhirnya diterima semut. Dalam pertandingan itu gajah yang memiliki kaki sangat besar segera mengincar semut yang badannya jauh lebih kecil.

Ketika akan diinjak, semut segera naik dan menggigit kaki gajah. Namun, kulit gajah terlalu keras. Semut lalu berpikir sejenak.

Saat itulah semut segera masuk ke dalam telinga gajah dan langsung menggigitnya. Gigitan ini membuat gajah kesakitan dan bergulung-gulung.

Akhirnya gajah menyerah dan semut dinyatakan sebagai pemenang. Seperti yang sudah menjadi perjanjian sebelumnya. Begitu pemimpin kawanan gajah dapat dikalahkan.  

Kawanan gajah itu pergi dan kepergian mereka membuat kawasan hutan menjadi tenang. Sebelum pergi kawanan ini membantu hewan-hewan memperbaik sarangnya.

Pesan Moral : Jangan merasa paling hebat hanya karena merasa memiliki badan yang paling besar dan tenaga paling kuat.