BATU MENANGIS
BATU MENANGIS
Alkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan
seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah
gubuk yang terletak di ujung desa.
Darmi memang cantik,
parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan
sifatnya sangatlah tidak menarik.
Setiap hari Darmi selalu
bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit pun
membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal
itu, ia hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah
selalu tampil sempurna.
Ibunya Darmi yang sudah
tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang. Apapun jenis
pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata wayangnya.
Ibunya Darmi juga kerap
diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan di
belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah budaknya.
Mendengar hal itu terus
menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo'a. Secara perlahan Darmi
berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya. Namun, semua
sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus mengeluarkan air
mata.
Pesan
moral: Menyiratkan
nasihat agar senantiasa hormat dan berbakti kepada orang tua.