Proses Pembentukan Hujan
Hujan
adalah peristiwa jatuhnya air dari awan ke dataran. Air dari hujan menjadi
sumber air bagi kehidupan di bumi. Misalnya, sebagai sumber air alami untuk
penyiraman pada ladang pertanian dan perkebunan para petani.
Begitu
juga sebagai sumber air bagi sungai, danau, bahkan waduk buatan yang menjadi
tempat ikan-ikan hidup, sumber mata air bagi makhluk hidup, menggerakkan
pembangkit listrik, memenuhi kebutuhan air industri, dan lainnya.
Tak hanya
itu, air dari hujan yang akhirnya mengalir sampai ke laut juga punya peran
besar dalam kehidupan, seperti sumber pangan, biota laut, dan lainnya.
Hujan
terjadi melalui tiga tahapan, yakni penguapan (evaporasi), pengembunan
(kondensasi), dan pencairan (presipitasi).
Berikut
penjelasan tiga tahapan dalam proses terjadinya hujan.
1.
Evaporasi
Proses terjadinya hujan dimulai dari tahap evaporasi, yaitu
peristiwa berubahnya air laut menjadi uap air.
Sinar matahari membuat berbagai air di permukaan bumi
menghangat, seperti air laut, air sungai, air danau, dan lainnya. Setelah air
menghangat, air akan berubah menjadi uap air dan menguap ke udara sampai ke
langit.
2.
Kondensasi
Setelah itu, uap air yang terkumpul di langit ditampung oleh
awan. Kemudian terjadilah kondensasi, yaitu peristiwa berubahnya uap air
menjadi kristal es di awan.
Setetes demi setetes air tersebut berkumpul dalam awan. Tetesan
air tersebut mengembun, menabrak, hingga berkumpul menjadi satu. Akibatnya,
awan semakin berat karena semakin banyak kandungan airnya.
3.
Presipitasi
Ketika awan telah menjadi sangat berat, awan tak dapat lagi
menampung air. Maka, perlahan air di awan mencair dan jatuh ke dataran.
Tahapan ini dikenal dengan istilah presipitasi, yaitu peristiwa
pencairan awan menjadi butiran air. Butiran air dari awan yang jatuh ke dataran
disebut sebagai hujan.
Air hujan yang jatuh ke dataran kemudian kembali
lagi ke tanah, sungai, danau, hingga laut. Lalu berulang lagi ketiga tahapan
itu sampai terjadi hujan lagi.