Sisingamangaraja
Perjuangan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah
dilakukan di seluruh nusantara, salah satunya di Sumatera Utara. Pahlawan
nasional dari Sumatera Utara adalah Sisingamangaraja XII. Sisingamangaraja XII
merupakan raja ke-12 dari dinasti Sisingamangaraja yang pusat pemerintahannya
di Bakkara.
Sisingamangaraja XII lahir di Bakkara, Tapanuli pada 1849.
Memiliki nama asli Patuan Besar Ompu Pulo Batu. Nama Sisingamangaraja XII baru
digunakan pada 1867, setelah diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya yang
wafat akibat sakit.
Perlawanan kepada Belanda Pada Februari 1878,
Sisingamangaraja XII mulai melawan Belanda untuk mempertahankan daerah
kekuasaannya di Tapanuli. Penyerangan dimulai dari pos-pos Belanda di Bakal
Batu, Tarutung.
Sejak saat itu penyerangan terhadap pos-pos yang lain terus
berlangsung, seperti: Pos Belanda di Uluan dan Balinge berhasil diserang
pasukan Sisingamangaraja pada Mei 1833. Pos Belanda di Tangga Batu berhasil
dihancurkan pada 1884.
Melihat tindakan Sisingamangaraja XII, Belanda tidak tinggal
diam. Pada tahun 1907, Belanda berhasil memperkuat pasukannya dengan
persenjataan lengkap dan siap melakukan penyerangan ke daerah Pak-Pak.
Penyerangan tersebut membuat Sisingamangaraja XII kewalahan dan terkepung.
Kejadian tersebut membuat Sisingamangaraja XII gugur dalam pertempuran melawan
Belanda.
Wafatnya Sisingamangaraja terjadi pada 17 Juni 1907 dan
dimakamkan di daerah Balige, kemudian dipindah ke Pulau Samosir.
Berdasarkan SK Presiden No.590/1961 tanggal 9 November 1961,
pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Sisingamangaraja XII .
Selain itu, untuk mengenang perjuangannya, Sisingamangaraja XII diabadikan
menjadi nama jalan di beberapa kota di Indonesia dan digunakan dalam pecahan
uang kertas Rp 1.000 pada tahun 1987.