Gorontalo
Ibu Kota : Gorontalo
Tahun berdiri : 5 Desember 2000
Jumlah penduduk : 1.171.861 Jiwa
Gorontalo sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian
utara Pulau
Sulawesi. Provinsi Gorontalo kemudian lahir pada tanggal 5 Desember
2000 berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000.
Kota
Gorontalo kemudian ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo,
sekaligus menjadi pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan perdagangan terbesar di
Kawasan Teluk Tomini. Adapun
jumlah penduduk Provinsi Gorontalo sebanyak 1.171.681 jiwa (Sensus BPS,
2020), dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.16% setiap tahunnya.
Mayoritas penduduk di daerah ini merupakan Suku Gorontalo, sekaligus menjadi suku
dengan populasi terbanyak di wilayah semenanjung utara Pulau Sulawesi, diikuti
oleh Suku Minahasa di urutan kedua. Suku Gorontalo juga merupakan suku
pengembara yang populasinya banyak dijumpai di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jawa dan Papua.
Mayoritas penduduk di daerah ini
merupakan Suku
Gorontalo, sekaligus menjadi suku dengan populasi terbanyak di
wilayah semenanjung utara Pulau Sulawesi, diikuti oleh Suku Minahasa di urutan
kedua. Suku Gorontalo juga merupakan suku pengembara yang populasinya banyak
dijumpai di Sulawesi
Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi
Selatan, Kalimantan Timur, Jawa dan Papua.
Pada awal kemerdekaan, wilayah
Gorontalo masuk dalam Kabupaten Sulawesi Utara yang luas wilayahnya meliputi
Buol, Gorontalo, dan Bolaang Mongondow. Pada masa itu, Gorontalo ditetapkan
menjadi ibu kota Kabupaten Sulawesi Utara berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 22 tahun tahun 1948.
Pembentukan Provinsi Gorontalo
Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942,
maka pada tanggal dan bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang
diwakili oleh Dr. Ir. Nelson Pomalingo ditemani oleh Natsir
Mooduto sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini
Raya (P4GTR) serta sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo
mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten
Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi Utara. Sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah bahwa Kabupaten
Gorontalo dan Kota Gorontalo adalah wilayah
administrasi dari Provinsi Sulawesi Utara. Beberapa bulan setelahnya
tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat
Gubernur Gorontalo dilantik.
Provinsi Gorontalo secara resmi disahkan pemerintah pada
tanggal 22 Desember tahun 2000 setelah melalui penetapan sidang paripurna DPR
RI pada tanggal 5 Desember 2000. Namun sejak awal dibentuk hingga tahun 2015,
peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo diperingati setiap tanggal 16
Februari, ditandai dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai penjabat
Gubernur pertama pada tanggal 16 Februari tahun 2001. Akhirnya setelah
melalui perdebatan panjang, Pemerintah Provinsi Gorontalo resmi mengubah Hari
Ulang Tahun Provinsi dari sebelumnya tanggal 16 Februari menjadi tanggal 5
Desember setelah disetujui oleh DPRD Provinsi
Gorontalo pada sidang paripurna tanggal 19 Agustus 2015.
Letak
Geografis
Wilayah Provinsi Gorontalo yang pada zaman kolonial Belanda
dikenal dengan sebutan "Semenanjung Gorontalo" (Gorontalo Peninsula)
terletak pada bagian utara Pulau
Sulawesi, tepatnya pada 0° 19? 00”–1° 57? 00” LU (Lintang Utara) dan
121° 23? 00”–125° 14? 00” BT (Bujur Timur).
Letak Provinsi Gorontalo sangatlah strategis, karena diapit
oleh dua perairan, yaitu Teluk
Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan nama Teluk Tomini di
sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Utara. Dalam
catatan sejarah maritim Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting karena
merupakan jalur pelayaran dari pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga melalui
jalur wilayah perairan Kesultanan Suluh di sebelah Timur dari Negara Malaysia.
Sedangkan Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini sejak dahulu
kala menjadi sumber kehidupan penduduk Kerajaan-Kerajaan yang bermukim di
sekitarnya. Teluk ini pun sejak dahulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan
perdagangan, karena menjadi tempat bertemunya Kerajaan yang berada di kawasan
"Tomini-Bocht" (wilayah kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton, bahkan
menjadi jalur masuknya perantau dari Hokkian (Tiongkok) serta dari Jazirah
Arab.