Utamakan Kejujuran
Pada hari minggu, Lukman memiliki
kebiasaan jalan-jalan dari pagi hingga siang hari. Dia selalu ditemani oleh Roy
dan juga Bayu.
Sudah menjadi kebiasaan jika setelah
jalan-jalan mereka bertiga akan mampir di warungnya mbah Rum.
Pada saat itu, mereka bertiga
melihat seorang anak dengan tingkah yang mencurigakan. “Kalian lihat anak itu,
mau apa ya?” Ujar Bayu.
Roy pun berpendapat “Mungkin mau
maling”. Lukman pun menegur kedua temannya yang sembarang menuduh tanpa bukti.
Mereka bertiga pun masuk ke dalam
warung Mbah Rum. Ternyata dugaan Roy salah, anak tersebut sedang bermain petak
umpet dengan temannya.
Anak laki-laki tersebut hampir
ketahuan dan dia pun berlari ke dalam warung. Sangat disayang, tanpa sengaja
dia menyenggol rak piring dan menyebabkan 1 piring jatuh hingga pecah.
Sontak saja, Mbah Rum pun kaget.
“Siapa yang mecahin piring?” Teriak Mbah Rum. Mbah Rum yang terkenal galak
membuat orang-orang diam dan tidak ada yang mengaku.
Roy pun mengatakan siapa pelaku
sebenarnya. Akan tetapi pelaku tidak mau mengakuinya dan menyalahkan Roy
karena dia menabraknya.
Merasa temannya tidak bersalah, Bayu
dan Lukman bersikukuh jika Roy tidak menabrak anak itu. Kemudian secara
tiba-tiba ada salah satu pembeli yang melihat kejadian dan menyatakan kejadian
yang sebenarnya.
“Pemuda itu tidak menabrak anak
tersebut Mbah. Anak tersebut lari kemudian menyenggol piring di rak hingga
piring tadi jatuh dan pecah” Jelas pembeli.
Akhirnya anak laki-laki tersebut pun
mengaku jika dialah yang memecahkan piring tersebut. Dia mengaku salah dan
meminta maaf kepada semuanya karena telah berbohong atas kejadian yang
menimpanya.
Mbah Rum pun berkata: “Ya udah tidak
apa-apa nak. Lain kali jangan berbohong lagi ya. Selalu utamakan kejujuran
dimanapun tempatnya.”