Thalhah bin Ubaidillah ( Asy-Syahidu Hayyu ) sebagai Perisai Rasulullah
Kisah Thalhah bin Ubaidillah Masuk Islam
Saat Thalhah berada di Bushra, terdapat pendeta yang
berseru-seru di tengah para pedagang dimsana, “Wahai para pedagang, apakah
diantara kalian ada yang berasal dari Kota Makkah?”.
Mendapati itu Thalhah pun menjawab, “Iya, saya adalah salah satu
penduduk Makkah.”
Ternyata orang tersebut merupakan seorang pendeta. Mendapati
jawaban dari Thalhah dia melanjutkan pertanyaannya, “Apakah diantara kalian
sudah muncul seseorang yang bernama Ahmad?”. Thalhah menjawab, “Ahmad yang
mana?”
Pendeta pun menjawab nama lengkap Nabi serta maksud dari
perkataannya. “Ahmad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Bulan ini dia akan muncul
sebagai Nabi yang menjadi penutup para Nabi sebelumnya.”
Kemudian, sang pendeta melanjutkan, “Suatu saat, dia akan hijrah
dari negerimu menuju negeri yang berbatu-batu hitam dengan banyak pohon kurma.
Dan dia akan pindah ke negeri yang makmur dan subur dengan memancarkan air
serta garam.”
“Baiknya, segera temuilah orang tersebut wahai anak muda,” ujar
pendeta menutup kalimatnya. Ungkapan yang begitu aneh ini pun langsung
tertancap dalam hati Thalhah dan begitu mengganggu pikirannya.
Akibat terusik dengan perkataan pendeta Bushra, Thalhah pun
segera pulang menuju Makkah tanpa menghiraukan rombongan kafilah dagang di
pasar tadi. Sesampainya di sana, dia bertanya pada keluarganya, “Adakah suatu
peristiwa yang terjadi selama aku pergi?”
Mereka pun menjawab, “Ada. Muhammad bin Abdullah menyatakan
bahwa dirinya adalah seorang Nabi penutup dan Abu Bakar Ash-Shiddiq mengikuti
serta mempercayai apa yang dikatakannya.”
Thalhah pun terkejut karena dia mengenal siapa
itu Abu Bakar. Dia bergumam, “Aku mengenal Abu Bakar. Dia adalah orang yang
sangat penyayang, lapang dada, dan lemah lembut. Dia juga pedagang
yang teguh dan berbudi tinggi.”
“Kami berdua berteman baik tentunya, terdapat
banyak orang juga yang menyukai majelisnya. Karena dia merupakan salah satu
ahli sejarah Quraisy,” lanjut Thalhah. Setelahnya, dia segera mencari
keberadaan Abu Bakar untuk menanyakan hal itu.
Abu Bakar membenarkan pernyataan yang
diberikan Thalhah. Setelahnya dia menceritakan kisah Rasulullah dari di gua
Hira hingga turunnya ayat pertama.
Usai Abu Bakar selesai bercerita, Thalhah
balik menceritakan tentang kejadian pendeta di Bushra yang membuat Abu Bakar
tercengang.
Abu Bakar pun mengajak Thalhah bertemu Nabi
SAW dan mereka menceritakan atas peristiwa yang dialami Thalhah. Thalhah pun
mengucapkan kalimat syahadat di hadapan Rasulullah SAW dan memeluk Agama Islam
sejak saat itu hingga akhir hidupnya.
Cobaan Berat Thalhah karena Memeluk Agama
Islam
Karena masih begitu ditentang oleh kaum kafir
Quraisy, peristiwa masuk islamnya Thalhah pun membuat semua keluarganya begitu
terkejut. Orang-orang dari satu sukunya dan keluarganya berusaha dengan keras
untuk mengeluarkan Thalhah dari Islam.
Mula-mulanya mereka menggunakan cara halus,
yaitu dengan merayu Thalhah agar tidak meneruskan keputusannya itu. Tetapi
karena pendirian begitu kokoh dari Thalhah, mereka pun akhirnya bertindak kasar
pada pemuda itu.
Tubuh Thalhah pun mendapatkan siksaan demi
siksaan yang mendera. Tubuhnya digiring sekelompok pemuda dengan tangan yang
terbelenggu di leher. Sementara orang-orang mendorong, memecut, hingga memukuli
kepalanya.
Mirisnya juga terdapat wanita yang terus
menerus berteriak serta mencaci maki Thalhah yang tidak lain adalah ibunya
sendiri, yaitu Ash-Sha’bah. Kisah Thalhah bin Ubaidillah sudah begitu berat bahkan
saat pertama kali memeluk Islam.
Tidak berhenti di situ, pernah juga seorang
lelaki Quraisy yang bernama Naufal bin Khuwailid menyeret Thalhah dan Abu
Bakar. Dia kemudian mengikat mendorong keduanya yang telah diikat menjadi satu
ke algojo hingga tubuh mereka berdua mengalirkan darah.
Peristiwa ini menjadikan Thalhah dan Abu Bakar
mendapat gelar Al-Qarinain (Sepasang sahabat yang mulia).Sementara itu,
perjuangan Thalhah dalam mempertahankan keimanan dan memperjuangkan Islam masih
berlanjut lagi hingga dia juga bergelar Asy-Syahidul Hayy.
Kisah Thalhah bin Ubaidillah sebagai Perisai Rasulullah
Kisah Thalhah yang begitu ikonik terjadi saat perang Uhud. Perang
Uhud sendiri merupakan perang lanjutan setelah sebelumnya kaum Quraisy kalah
pada perang Badar. Hingga karena itu, mereka dikobarkan dengan amarah akibat
dendam kekalahan sebelumnya.
Meski begitu, sebenarnya pasukan Muslim akan mendapatkan
kemenangan andai pasukan pemanah di atas bukit mendengarkan perintah Rasul
untuk tetap berjaga. Posisi menjadi berbalik saat mereka menuruni bukit untuk
mengambil harta rampasan perang.
Karena terdesak, Thalhah bin Ubaidillah dari Muhajirin, serta 11
orang Anshar melindungi Rasulullah dengan mengantar beliau menuju atas
bukit.Sayangnya, tentu karena posisi berbanding terbalik dan kaum muslim saat
itu terdesak, sepanjang perjalanan terdapat banyak halangan dari musuh.
Satu per satu kaum Anshar jatuh bertumbangan sementara Thalhah
bertahan untuk mendampingi Rasul menuju bukit.Dia memeluk Rasulullah dengan
tangan kiri serta dadanya, kemudian mengayunkan pedang di tangan kanan ke
segala arah untuk menghalau panah yang datang.
Dia juga dengan berani mengayunkan pedang ke musuh yang
mengerubungi tanpa mempedulikan tubuhnya yang terluka akibat sabetan pedang dan
panah. Total terdapat sekitar 70 anak panah yang menancap pada tubuh Thalhah
dengan jari tangan yang putus.Karena inilah, dia mendapat gelar Asy-Syahidu
Hayyu atau seorang syahid yang hidup akibat banyak yang
mengira bahwa Thalhah telah syahid, namun ternyata masih hidup.