Hamzah bin Abdul Muthalib Sang Singa Allah

Hamzah bin Abdul Muthalib adalah paman Nabi Muhammad saw yang memeluk agama Islam setelah mendapat hidayah dari Allah ta'ala. Hal ini tentu berbeda dengan paman Nabi yang lain seperti Abu Lahab yang sampai akhir hayatnya tidak masuk Islam.

Menurut Syekh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam Sirah Nabawiyah, Hamzah mendapat hidayah masuk Islam justru saat situasi Makkah tengah memanas. Ketika itu, Nabi Muhammad dan kaum muslimin pada umumnya mendapat teror dan perlakuan buruk dari kaum musyrik Quraisy.

Hamzah bin Abdul Muthalib tercatat memeluk agama Islam pada tahun ke-6 kenabian pada bulan Zulhijah.

Kisah inspiratif itu terjadi saat Hamzah melihat Nabi Muhammad saw sedang dianiaya oleh Abu Jahal. Ketika itu, Nabi Muhammad tidak berdaya dan diam seribu bahasa.

Setelah memukuli Nabi saw, Abu Jahal pulang dan menuju sudut Kakbah untuk bertemu dengan orang-orang Quraisy.

Hamzah bin Abdul Muthalib dengan menahan amarahnya kemudian datang ke kerumunan orang-orang tersebut untuk menemui Abu Jahal.

"Wahai Abu Jahal yang hina! Beraninya engkau mencaci maki keponakanku, padahal aku sudah memeluk agamanya," kata Hamzah tidak peduli dengan kerumunan orang-orang yang menghadangnya.

Sejurus kemudian Hamzah langsung memukuli Abu Jahal dengan busur panah hingga membuatnya babak belur.

Kaum Bani Makhzum (suku Abu Jahal) dan Bani Hasyim (dari suku Hamzah) hampir saja terlibat perseteruan akibat kejadian tersebut.

Beruntung, Abu Jahal melarang mereka dan mengakui kesalahannya.

"Biarkanlah Abu 'Imarah (julukan Hamzah), karena aku memang telah mencaci maki keponakannya dengan cacian yang teramat buruk."

Kehebatan Hamzah sudah diakui oleh kaum musyrik Quraisy. Berkat masuknya Hamzah itulah gangguan yang biasanya diterima Nabi Muhammad mulai berkurang.

Kecintaan Hamzah terhadap Islam tidak bisa dianggap sepele. Ia turut berjuang ketika perang Uhud meski akhirnya ia gugur dalam peperangan tersebut.

Rasulullah saw bersabda, "Penghulu para syuhada pada hari kiamat nanti adalah Hamzah bin Abdul Muthalib." (HR. Al-Hakim)