Pembentukan Fasilitator P5

SD Negeri 13 Kolo Kota Bima bergerak cepat menindaklanjuti berbagai program yang dicanangkan Pemerintah dalam Kurikulum Merdeka. Salah satunya adalah Pembentukan tim  P5 (projek penguatan profil pelajar Pancasila). Kamis, 16 Februari 2023.

Bertempat di Ruang Guru sekolah, Kepala SD NEgeri 13 Kolo Kota Bima, Murni, S.Pd membentuk Tim Fasilitator P5 dan langsung di SK-kan.


Yang ditunjuk sebagai Koordinator adalah Mukrin, S.Pd beserta guru kelas 1 dan kelas 4 lainnya. 


‘Meski Kurikulum Merdeka masih menyasar kelas 1 dan kelas 4, namun diperlukan juga kerjasama dari guru lainnya dalam hal mengejawantahkan Penguatan Profil Pancasila ini.”


Dalam kesempatan itu pula, Mukrin S.Pd sebagai Koordinator P5 menyatakan bahwa Sekolah memilih 3 (tiga) Tema yang disesuaikan dengan keadaan dan kondisi geografis sekolah.


“Kami memilih Tema Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan sebagai langkah awal pelaksanaan P5 di sekolah Kami”


Kemendikbudristek sudah menentukan tema untuk setiap projek profil yang diimplementasikan di sekolah. Tema tersebut dikembangkan berdasarkan isu prioritas dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035.

Ada 6 tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bisa dipilih oleh sekolah jenjang SD sebagai berikut.

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya.

2. Kearifan Lokal

Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.

3. Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya

Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.

5. Rekayasa dan Teknologi

Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya. Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.

6. Kewirausahaan

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.