Aedes Aegypti
Aedes Aegypti
Berikut merupakan sarang nyamuk aedes aegypti tempat mereka melakukan perindukan dan perkembangbiakan.
Air Hujan
Ketika turun ke permukaan, air hujan sudah mengalami reaksi kimia yang mengakibatkan keasaman. Biasanya nyamuk akan menyukai air hujan yang tergenang atau tertampung pada kontainer, pelepah pisang, kaleng, ban bekas, dll.
Jasad renik yang terkandung dalam air hujan menjadikan genangannya tempat yang disukai nyamuk. Mikroba tersebutlah yang membantu perkembangbiakan nyamuk dan menjadi sumber makanan baginya.
Air Bersih Tercemar FE
Pada saat nyamuk Aedes aegypti tidak dapat menemukan air bersih untuk tempat perindukannya maka ia akan hidup dalam air tercemar. Mereka juga dapat bertahan hidup dan tumbuh normal pada air kotor dan tercemar yang didiamkan menjadi jernih.
Air akan menjadi tercemar besi (FE) apabila air tersebut terkontaminasi dengan benda-benda gas korosif seperti CO2 dan H2S. hal tersebut tentu berbahaya karena partikelnya tercemar dalam air.
Ketika tercemar maka air tersebut memiliki kadar keasaman (pH) rendah sehingga tidak dapat melarutkan semua jenis mineral termasuk zat besi. Air yang tercemar juga akan mengandung bakteri-bakteri zat besi (crenotrik, leptotrik, callinotella, siderrocapsa, dll) yang membutuhkan oksigen dan besi untuk makanannya sehingga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kadar besi dalam air.
Air Sumur
Manusia membutuhkan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sumber air yang jauh menyebabkan beberapa dari kita akan menampung air untuk memenuhi kebutuhan kita. Sayangnya tampungan air tersebut lah yang akan menjadi tempat hidup nyamuk.
Mikroba dan organisme renik lain yang banyak terdapat dalam air sumur dapat menjadi sumber makanan bagi jentik. Sedangkan nyamuk dewasa menyukai air sumur karena rendahnya salinitas dan kandungan bahan organik, pH netral, tingkat kekeruhan yang rendah (jernih) dan juga volumenya.
Air Limbah Peternakan
Mikroorganisme dalam air limbah peternakan dapat hidup dari kandungan nitrogen pada kotoran sapi untuk berkembangbiak. Nitrogen dihasilkan dari senyawa amonia yang terbentuk dari proses fermentasi zat protein ataupun mikroorganisme lainnya yang mati.
Bagian atas dari air limbah ini akan terlihat jernih karena zat terlarutnya akan mengendap ke bawah. Berdasarkan teori nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat yang jernih. Melalui pengamatan diketahui bahwa larva nyamuk berada di bawah endapan yang memiliki kandungan zat organik untuk makanannya.
Air Comberan (Got)
Kandungan yang terdapat dalam air comberan akan berbeda-beda dan bergantung pada aktivitas rumah tangga. Namun dalam air comberan terkandung sisa-sisa pembuangan limbah yang tercampur dan menjadi bahan organik. Oleh karena itu nyamuk Aedes Aegypti dapat bertelur pada air comberan.
Pola Aktivitas Nyamuk
Mengutip dari buku 'Demam Berdarah' yang ditulis oleh Dr Genis Ginanjar, dapat kita ketahui bahwa nyamuk merupakan makhluk diurnal yang akan beraktivitas dari pagi hingga siang hari. Mereka juga cenderung menyukai tempat yang gelap dan benda-benda berwarna merah atau gelap.
Sedangkan nyamuk yang akan mengisap darah merupakan nyamuk betina yang membutuhkan asupan protein seperti prostaglandin untuk bertelur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan protein tersebut sehingga akan memperoleh energi dari nektar bunga atau tumbuhan.
Biasanya penyakit DBD akan lebih banyak menyerang anak-anak akibat aktivitasnya. Ketika pagi hingga siang mereka akan berada di sekolah dan meletakkan kakinya di bawah meja yang gelap. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang disukai oleh Aedes aegypti sehingga lebih banyak anak terserang DBD.
Ketika nyamuk terinfeksi virus maka akan mengakibatkan perubahan pola perilaku. Infeksi virus mengakibatkan berkurangnya kemampuan nyamuk untuk mengisap darah. Hal tersebut menyebabkan nyamuk berkali-kali menusukkan alat penusuk dan pengisap darahnya.
Kendati demikian nyamuk akan tetap gagal dalam mengisap darah. Akibatnya nyamuk akan berpindah dari satu orang ke orang lainnya yang berdampak pada meningkatnya risiko penularan penyakit DBD.
Habitat nyamuk Aedes aegypti di Indonesia diketahui berada pada lingkungan perumahan. Tempat dengan banyak penampungan air bersih baik dalam bak mandi atau tempayan menjadi sasaran empuk bagi nyamuk ini untuk berkembang biak. Nyamuk ini juga kerap bersembunyi dalam gantungan baju ataupun lipatan gorden.
*dikutip dari berbagai sumber(mai)